Sejarah Desa

Desa Sido Lego berdiri pada tahun 1939. Berdasarkan cerita dari para sesepuh bahwa Desa Sido Lego pada saat itu masih sebutan Kampung 3 (tiga)  terbentuk pada masa transmigrasi yang dibawa oleh bangsa belanda, karena Negara Indonesia pada waktu dibawah kekuasaan Negara Belanda yang kemudian dikenal dengan sebutan Transmigrasi Kolonial Belanda.

Warga Kolonialisasi tersebar di Kabupaten Sarolangun Bangko yaitu pada tahun 1939 yang dikenal dengan nama Margoyoso. wilayah Margoyoso terdiri dari 9 (sembilan) Kampung yaitu Kampung 1 (satu), Kampung 2 (dua), Kampung 3 (tiga), Kampung 4 (empat), Kampung 5 (lima), Kampung 6 (enam), Kampung 7 (tujuh), Kampung 8 (delapan) dan Kampung 9 (sembilan). Sebutan lain dari Desa Sido Lego  pada waktu itu sebelum diubah menjadi Desa yaitu Kampung 3 (tiga) yang merupakan bagian dari wilayah Margoyoso.

Nama Sido Lego diambil dari bahasa jawa, dimana kata Sido yang berarti Jadi dan Lego yang berarti Legowo/Ikhlas. Kampung 3 (tiga) pertama kali di pimpin oleh Kepala Kampung yang bernama Kromo Marto atau dengan sebutan lain Rio Tokokpada tahun 1939-1967 dan kepemimpinan dilanjutkan oleh Kepala Kampung yang bernama Darjo pada tahun 1967-1982.

Setelah nama Kampung 3 (tiga) berubah nama menjadi Desa Sido Lego pertama kali Desa Sido Lego di pimpin oleh Kepala Desa yang bernama Musnan S. Pranoto pada tahun 1982-1995. Kemudian dengan berjalannya waktu pada tahun 2019 dan sampai dengan sekarang Desa Sido Lego telah di pimpin oleh Kepala Desa yang bernama Ruslan Miskun dengan gelar adat Datuk Tukuk Dirajo. Pada tahun 2012 Desa Sido Lego tidak lagi tergabung dalam wilayah Margoyoso karena pada saat itu telah terjadi pemekaran wilayah kecamatan, dari 9 (sembilan) kampung yang menjadi 1 (satu) wilayah di Margoyoso kini telah berpisah dan Desa Sido Lego yang dulu nya Kampung 3 (tiga) telah bergabung dalam wilayah Kecamatan Tabir Lintas. Desa Sido Lego yang dulunya status Desa tertinggal, Desa berkembang, Desa Maju, sekarang sudah beralih status menjadi Desa Mandiri pada tahun 2021 berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM) hingga sekarang.